KPU Badung Gelar Simulasi Nyoblos Hingga Hitung Suara
KPU Badung – Melansir dari unggahan media online, NusaDua, tanggal 26 Desember 2023, "Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung melaksanakan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di TPS 24, Br. Culag Calig, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (24/12/2023). Simulasi mulai dari pemungutan, penghitungan, hingga rekapitulasi suara dilakukan secara riil layaknya pelaksanaan Pemilu pada 14 Februari 2024. Selain KPU Badung, simulasi serupa juga digelar KPU Buleleng dan KPU Kota Denpasar.

Komisioner KPU Badung Divisi Teknis Penyelenggaraan, I Nyoman Dwi Suarna Artha mengatakan pelaksanaan simulasi pemungutan suara dimulai dari pukul 07.00 Wita-13.00 Wita. Setelah itu langsung dilakukan penghitungan dan rekapitulasi suara. Simulasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penggunaan hak pilihnya pada 14 Februari 2024. Sekaligus memberikan pemahaman kepada penyelenggara pemilu hingga ke tingkat TPS.
“Dalam pelaksanaan simulasi ini, masyarakat yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 297 orang. Yang hadir 240 orang atau sebanyak 88,88 persen pemilih yang hadir. Simulasinya riil mulai dari pembagian surat suara, masuk ke bilik suara, memasukkan surat suara ke kotak suara, hingga jari dicelupkan tinta,” ujarnya.
Dwi Suarna menambahkan, simulasi ini juga dilaksanakan sekaligus memberikan pemahaman kepada penyelenggara Pemilu. Baik dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). “Rekan-rekan kami di PPK dan PPS nantinya akan menjadi ujung tombak memberikan informasi kepada KPPS di masing-masing TPS. Bagaimana alur dan mekanisme tata cara pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi perolehan suara,” ungkapnya.
Namun dari hasil evaluasi simulasi, secara umum masih ditemukan pemilih yang pada saat selesai melakukan pilihan, masih melewati bagian belakang pemilih lainnya. Sehingga ada potensi mereka melihat pilihan suara dari pemilih lain. Sedangkan salah satu asas pemilu adalah kerahasiaan. “Dari evaluasi kemarin, kami mengharapkan di masing-masing TPS untuk mengatur keluar masuk pemilih usai menyalurkan suaranya. Sehingga mereka keluarnya tidak melalui bagian belakang pemilih lain, untuk menjaga asas kerahasiaan dari si pemilih,” sebut Dwi Suarna.
Mantan PPK Mengwi ini melanjutkan, dalam simulasi tersebut surat suara yang digunakan tidak menggunakan nama asli partai. Melainkan diganti menggunakan partai buah-buahan dan menggunakan nomor urut yang tidak digunakan partai politik. Begitu juga dalam surat suara Capres-Cawapres dan DPD hanya menggunakan gambar siluet. “Ini dilakukan untuk menjaga netralitas. Kalau menggunakan nama partainya langsung, khawatirnya ada masyarakat yang mencoblos kolom atau partai tertentu, mereka dianggap tidak ada netralitas,” jelasnya."(Humas KPU Badung).